Kamis, Maret 18, 2010

Sejarah berdirinya Panti Asuhan Yatim Piatu Fakir Miskin (PAYF) Al-Furqon


Kecamatan Sanden merupakan satu diantara tujuh belas kecamatan di Kabupaten Bantul DIY yang berada di kawasan selatan dan merupakan daerah agraris yang subur Dan kehidupan masyarakat yang tenang damai membuat terlena dalam kesehariannya sehingga melupakan lembaga pendidikan yang berfungsi membina generasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan derasnya informasi dari media elektronika dan kunjungan Wisata Pantai Samas dan hiburan telah mempengaruhi kehidupan generasi muda yang cenderung labil dan mudah tergoda jika dibiarkan maka akan menjauhkan mereka dari nilai-nilai keislaman dan akhlakulkarimah. Keadaan yang sedemikian itu membuat gelisah tokoh-tokoh agamawan dan para tokoh masyarakat serta Bpk. Aziz Umar, dai muda ketika itu, maka dengan keyakinan penuh akan pertolongan Allah dan bekal ilmu agama yang dimilikinya, maka guru agama ini mendirikan Pengajian / Pendidikan keagamaan Al-Furqon dengan dibantu tokoh-tokoh masyarakat lainnya, dengan niat mengabdi kepada Tuhan yang Maha Esa melalui dunia pendidikan dan amal saleh.
Dan setelah beberapa kali sowan ulama seperti KH. Ali Maksum untuk mohon petunjuk dan restu serta dukungan seluruh keluarga, maka bulatlah tekad dan semangat Bpk Aziz Umar dan Tokoh-tokoh masyarakat untuk mendirikan pengajian / pendidikan keagamaan bagi warga masyakarat tanggal 5 Januari 1977 yang diberi nama Al-Furqon dan tahun 1994 baru resmi Pengajian Al-Furqon dengan sertifikat Departemen Agama No. B.9477 dengan nama Pontren Al-Furqon.
Pada awal berdirinya jumlah anak yang belajar ilmu keagaman dan menuntut ilmu belum banyak, namun berkat kesungguhan pengasuhnya, dan dukungan masyarakat maka lambat laun anak asuhpun bertambah banyak. Dan atas keputusan musyawarah antara tokoh masyarakat : KH. Ali Hamzah, H. Abdul Manab, HM. Robikhan, H. Aziz Umar, Budi Prabowo, Ansori Suyuti, Budya Sutadi, Hadi Sumarto (Kemakmuran Desa Murtigading saat itu) maka tahun 1980 Al-Furqon mendirikan Yayasan Sosial Penyantunan Anak Yatim Piatu, dengan mengumpulkan uang (urunan) seribu rupiah per-orang untuk disalurkan kepada anak yatim piatu dan anak-anak yang kurang mampu di sekitar pontren al-Furqon. Hal ini dilakukan dengan maksud lembaga sosial keagamaan ini dapat lebih leluasa bergerak untuk beramal bersama masyarakat dalam menyantuni yatim piatu-fakir miskin yang ingin belajar mengaji dan ilmu umum.
Kemajuan demi kemajuan terus diperoleh Al-Furqon yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah anak dan warga masyarakat yang datang, maka untuk melengkapi proses pembelajaran masyarakat secara formal pada tahun 1999 Al-Furqon mendirikan Madrasah Tsanawiyah, dengan tujuan menampung/mendidik anak-anak yatim piatu dan anak-anak dari keluarga tidak mampu tidak sekolah karena faktor biaya. Kehadiran madrasah ini membawa akibat positif, yaitu meningkatnya kesadaran generasi muda untuk mengikuti pendidikan, menolong anak yatim-piatu, anak dari keluarga miskin yang tidak mampu membiayai biaya pendidikan dengan melanjutkan ke jenjang selanjutnya dengan keringanan beaya/gratis.
Menyadari masih banyaknya yatim-piatu dan anak yang putus sekolah dari keluarga fakir miskin yang ingin mengikuti pendidikan sekolahan, maka untuk lebih mengoptimalkan pelayanan kesejahteraan anak asuh lahir batin kepada anak asuh harus tinggal diasrama, maka pada tanggal 10 Nopember 2001 Panti Asuhan Yatim-Piatu dan Fakir Miskin (PAYF) Al-Furqon didirikan. Sejak berdirinya yang mempunyai maksud bersama-sama masyarakat luas untuk membantu para yatim-piatu dan anak dari keluarga fakir miskin dalam belajar ilmu agama dan ilmu umum lainnya, sebagai pengembangan penyantunan anak yatim piatu yang didirikan sejak tahun 1980. Lembaga-lembaga yang ada dikelola oleh pengurus bersama para anak asuh senior yang dimaksudkan sebagai tempat berlatih diri sebelum mereka kembali ke masyarakat kelak.
Pada tahun-tahun berikutnya 2008, Al-Furqon mendirikan SMK IT Al-Furqon dengan tujuan awal agar anak-anak yatim piatu, anak-anak dari keluarga miskin dapat melenjutkan ke jenjang menengah atas, sehingga diharapkan mereka memiliki keterampilan / skill untuk bekal hidup nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar