Kebutuhan hidup yang semakin tinggi tentu akan menjadi masalah
bagi mereka yang belum atau tidak memiliki kemampuan yang memadai.
Itulah barangkali yang menjadi
alasan utama diajarkannya kesediaan hati untuk berbagi dalam agama
Islam. Dan inilah pula yang barangkali menginspirasi Pendiri Yayasan dan Pesantren
Al-Furqon Sanden Almarhum KH Aziz Umar untuk menyelenggarakan kegiatan sunatan
massal di tiap acara akhirussanah.
Dan ada benarnya pepatah yang menyebutkan bahwa, ‘Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.’ Kesediaan Almarhum Kiai Aziz Umar untuk berbagi semasa hidupnya pun pada akhirnya mewariskan semangat yang sama di kalangan penerus yang kini menjadi pengasuh di Al-Furqon Sanden Bantul.
Kegiatan bakti sosial Al-Furqon Peduli 2012 adalah bukti yang ditunjukkan oleh para penerus dalam meneladani Sang Pendahulu yang mangkat pada 15 Syawwal 1431H / 24 September 2010M lalu. Sebagaimana yang disampaikan oleh KH Muhammad Zafri Fauzan bin Aziz Umar yang kini mengasuh PP. Al-Furqon, kegiatan ini semata-mata gambaran dari semangat almarhum.
“Kami kira, semangat ini perlu dipertahankan. Sebab, bagaimana pun juga, ini adalah salah satu dari sekian banyak fungsi Al-Furqon Sanden. Dan untuk menunjukkan keseriusan kami, sejak dua tahun terakhir berusaha untuk memisahkan kegiatan bakti sosial khitanan massal dari acara akhirussanah,” jelas Zafri.
Untuk tahun 2012 ini, Al-Furqon yang beralamat di Bongoskenti, Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali mengadakan khitanan massal yang dirangkaikan dengan berbagai acara lain yang diperuntukkan bagi semua kalangan.
Mulai dari lomba mewarnai untuk anak-anak PAUD dan TK, lomba pidato Bahasa Inggris untuk anak-anak SD, lomba tata boga untuk siswa-siswi SMP, hingga bazaar pasar murah dan pengobatan gratis bagi remaja, dewasa, dan lansia.
“Selain menjaga semangat berbagi tersebut, kami juga berusaha mewarisi prinsip yang selama ini dikembangkan Almarhum dalam membangun sense of belonging atau handarbeni masyarakat terhadap Al-Furqon, yaitu prinsip bagaimana beliau selalu berusaha membuka diri terhadap berbagai saran-masukan masyarakat. Dengan prinsip inilah kami bisa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk menyelenggarakan kegiatan ini,” lanjut Zafri.
“Sulit sekali jika semua kegiatan ini hanya dilakukan sendirian Sehingga, dibutuhkan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak untuk melakukannya,” lanjutnya.
Untuk kegiatan Al-Furqon Peduli 2012 ini, Al-Furqon Sanden menggandeng PT. Sinai Indonesia, sebuah perusahaan konstruksi ternama di Yogyakarta. Selain itu, kegiatan Al-Furqon Peduli 2012 juga didukung oleh berbagai pihak, semisal tim Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Yogyakarta untuk kegiatan khitanan massal, dan tim medis Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dari PWNU Yogyakarta untuk kegiatan pengobatan gratis.
“Bagaimana pun juga, kami sangat yakin bahwa setiap kegiatan baik yang diikhtiyari dengan cara yang baik, insya Allah akan mendatangkan hasil yang baik. Keyakinan inilah yang menjadi pemompa semangat kami dalam meneladani Almarhum,” pungkas KH Zafri Fauzan yang diamini oleh adiknya yang juga menjadi pengasuh di Al-Furqon Sanden, KH Irfan Chalimy serta kakak iparnya, KH dr. H Atthobari Humam.
Dan ada benarnya pepatah yang menyebutkan bahwa, ‘Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama.’ Kesediaan Almarhum Kiai Aziz Umar untuk berbagi semasa hidupnya pun pada akhirnya mewariskan semangat yang sama di kalangan penerus yang kini menjadi pengasuh di Al-Furqon Sanden Bantul.
Kegiatan bakti sosial Al-Furqon Peduli 2012 adalah bukti yang ditunjukkan oleh para penerus dalam meneladani Sang Pendahulu yang mangkat pada 15 Syawwal 1431H / 24 September 2010M lalu. Sebagaimana yang disampaikan oleh KH Muhammad Zafri Fauzan bin Aziz Umar yang kini mengasuh PP. Al-Furqon, kegiatan ini semata-mata gambaran dari semangat almarhum.
“Kami kira, semangat ini perlu dipertahankan. Sebab, bagaimana pun juga, ini adalah salah satu dari sekian banyak fungsi Al-Furqon Sanden. Dan untuk menunjukkan keseriusan kami, sejak dua tahun terakhir berusaha untuk memisahkan kegiatan bakti sosial khitanan massal dari acara akhirussanah,” jelas Zafri.
Untuk tahun 2012 ini, Al-Furqon yang beralamat di Bongoskenti, Desa Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali mengadakan khitanan massal yang dirangkaikan dengan berbagai acara lain yang diperuntukkan bagi semua kalangan.
Mulai dari lomba mewarnai untuk anak-anak PAUD dan TK, lomba pidato Bahasa Inggris untuk anak-anak SD, lomba tata boga untuk siswa-siswi SMP, hingga bazaar pasar murah dan pengobatan gratis bagi remaja, dewasa, dan lansia.
“Selain menjaga semangat berbagi tersebut, kami juga berusaha mewarisi prinsip yang selama ini dikembangkan Almarhum dalam membangun sense of belonging atau handarbeni masyarakat terhadap Al-Furqon, yaitu prinsip bagaimana beliau selalu berusaha membuka diri terhadap berbagai saran-masukan masyarakat. Dengan prinsip inilah kami bisa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk menyelenggarakan kegiatan ini,” lanjut Zafri.
“Sulit sekali jika semua kegiatan ini hanya dilakukan sendirian Sehingga, dibutuhkan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak untuk melakukannya,” lanjutnya.
Untuk kegiatan Al-Furqon Peduli 2012 ini, Al-Furqon Sanden menggandeng PT. Sinai Indonesia, sebuah perusahaan konstruksi ternama di Yogyakarta. Selain itu, kegiatan Al-Furqon Peduli 2012 juga didukung oleh berbagai pihak, semisal tim Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Cabang Yogyakarta untuk kegiatan khitanan massal, dan tim medis Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dari PWNU Yogyakarta untuk kegiatan pengobatan gratis.
“Bagaimana pun juga, kami sangat yakin bahwa setiap kegiatan baik yang diikhtiyari dengan cara yang baik, insya Allah akan mendatangkan hasil yang baik. Keyakinan inilah yang menjadi pemompa semangat kami dalam meneladani Almarhum,” pungkas KH Zafri Fauzan yang diamini oleh adiknya yang juga menjadi pengasuh di Al-Furqon Sanden, KH Irfan Chalimy serta kakak iparnya, KH dr. H Atthobari Humam.